SINAR DI POJOK KAFE ITU
Hari ini adalah hari
pertama aku dan keenam sahabatku tercinta datang kembali ke kampus hijau nan
sejuk yang berlokasi di kota yang memiliki julukan The Spirit of Java. Hari ini kami melakukan KRSan sebagai awal
untuk melanjutkan studi kami di semester berikutnya. Aku dan sahabatku
berpencar ke pembimbing akademik (PA) kami masing-masing untuk melakukan proses
KRS. Setelah proses KRS selesai, kami pun berkumpul kembali untuk acara temu
kangen “Anak Manusia” hehehe..
Hari ini, aku dan
kelima sahabatku akan memberikan hadiah alias kado kepada salah satu sahabat
kami yang pada “saat itu” berulang tahun, sebut saja “Eins”. Akhirnya dari
kampus kami mampir ke tempat tinggal salah satu sahabat kami, sebut saja “Sieben”
untuk memberikan surprise kecil-kecilan hehehe.. J
Di sana kami pun mendapatkan makanan oleh-oleh Sieben yang baru saja pulang
dari Mataram. Lalu Eins yang merasa terharu dengan pemberian kado dari kami pun
mengajak kami untuk makan siang bersama alias dia mentraktir kami makan karena
ulang tahunnya. Alhamdulillah makan gratis *oups*
Seperti halnya para
remaja Indonesia pada umumnya, ketika mau makan pasti bingung mau makan dimana
dan makan apa. Mau ketempat yang jauh, tidak ada SIM dan helm. Duh, mahasiswi
macam apa itu wkwkwk.. Well, ya pada
akhirnya kami memutuskan untuk makan di salah satu tempat makan di dekat
kampus, sebut saja “Kafe”.
Setelah sampai di
Kafe, kami pun duduk dan memesan makanan. Kami bertujuh makan makanan Indonesia
yang sangat lezat dan kaya akan rasa *tseehh* Mulai dari ikan nila bakar, ikan
lele goreng, sambal beraneka rasa, terancam, dan tak lupa nasi sebakul wehehe..
Oia, minumnya juga pesen dong. Ada yang pesen es lemon tea, es teh, dan es jeruk nipis. Hemm asem banget! Sambil menunggu
makanan, kami pun bercakap-cakap, selfie, dan tertawa bersama. Lalu makanan pun
datang dan segera kami lahap *maklum udah kelaparan wkwkwk*
Ketika makan, aku
begitu fokus menatap ikan nila bakar yang ada di depanku. Aku benar-benar
teliti dalam memilah-milah antara daging dan durinya. Maklumlah, dulu sempet
dioperasi tenggorokannya gara-gara kemasukan duri. Hiiiyyy.. jadi trauma deh
kalau makan ikan. Well, pertengahan
makan ikan, mata ini lelah dan jenuh karena harus menatap ikan terus menerus. Akhirnya
kutegakkan kepala dan kulihat sekitar. Tak ada yang menarik. Bisa dibilang
semuanya gelap ditengah teriknya matahari. Tak ada sesuatu hal yang membuatku
tertarik untuk kupandangi. Namun secara tak sengaja ku lihat ada secercah sinar
di pojok Kafe itu. Masya Allah, sinar itu begitu terangnya hingga membangunkan
hatiku yang sedang hibernasi karena saking silaunya.
Di pojok Kafe itu aku
melihatmu. Siapakah kamu? Darimana kamu berasal? Mengapa kamu begitu
menyilaukanku? Kau bagaikan sebuah magnet yang menyedot seluruh energi dalam
diriku. Diri ini terasa begitu lemah ketika memandangmu. Ya, sayangnya aku
hanya bisa memandangmu wahai sang sinar di pojok Kafe itu. Bukannya aku tak
berani untuk menyapamu. Aku hanya sadar bahwa aku ini seorang wanita. Bukan hanya
seorang wanita melainkan seorang muslimah. Sudah kewajibanku untuk menjaga nama
baikku dan agamaku. Jadi ya aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan.
Sebisa mungkin mataku
melihat dirimu. Ya Allah, salahkah yang aku perbuat ini? Aku tak sanggup untuk
memandangmu begitu lekat. Aku takut ya Allah dengan apa yang telah mata ini
lihat. Pantaskah aku memandangimu wahai sinar di pojok Kafe itu? Semoga mata
ini diberikan ampunan oleh-Nya jika memang hal itu salah untuk kulakukan. Namun
hati ini begitu gembira ketika melihatmu. Kamu adalah sinar terindah yang
pernah aku lihat. Aku bersyukur bisa melihatmu walau hanya sekelebat banyangan
saja. Aku berharap bisa menemukan sinar itu lagi dilain hari. Jika aku berjodoh
dengan sinar itu, aku pasti akan bertemu dengannya lagi di saat yang tepat dan
paling indah.
Aamiin, insya Allah.
Well, disiang itu...
Di pojok Kafe itu...
Aku melihatmu...
Kafe,
10 Feb 2015
Fayfhee
Fhi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar